Selain jumlah penduduk miskin menurun dan kesejahteraan penduduk membaik, pada saat yang sama juga terjadi penurunan ketimpangan pendapatan masyarakat baik di perkotaan dan perdesaan, yang ditandai oleh menurunnya indek gini rasio.
Jakarta, KlikDirektori.com | Indikator ekonomi strategis terkini terkait kesejahteraan petani, ketimpangan pendapatan, jumlah penduduk miskin dan tingkat inflasi selama Maret -Desember 2018 menunjukkan kinerja yang baik. Data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Selasa (15/1/2019) tersebut menjadi tolak ukur keberhasilan pemerintah dalam menjalankan program secara baik terutama untuk sektor pertanian.
Persentase jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2018 tinggal 9,66 persen (25,67 juta orang) dan mengalami penurunan sebesar 0,16 persen poin terhadap Maret 2018 (9,82 persen), dan 0,46 persen poin terhadap September 2017 (10,12 persen). Secara detail, selama Maret 2018 sampai September 2018 jumlah penduduk miskin di perkotaan turun sebesar 0,13 persen poin, dari 7,02 persen menjadi 6,89 persen. Pada waktu yang sama jumlah penduduk di perdesaan juga menurun sebesar 0,10 persen poin, dari 13,20 persen menjadi 13,10 persen.
“Sektor pertanian merupakan penopang utama mata pencaharian penduduk pedesaan. Data tersebut menunjukkan bahwa program yang dijalankan pemerintah cukup efektif meningkatkan kesejahteraan,” terang Kepala Pusat Data dan Informasi, Kementerian Pertanian Ketut Kariyasa menanggapi data terbaru BPS yang baru duluncurkan.