Kinerja Astra Group
Laba bersih Grup meningkat pada kuartal pertama tahun 2019 dlbandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, terutarna karena adanya peningkatan kontribusi dari bisnis jasa keuangan dan alat berat, pertambangan, konstruksl dan energi, yang mana kenaikan tersebut leblh tinggi dari penurunan kontribusi bisnis otomotif dan agribisnis.
Pendapatan bersih konsolidasian Grup pada periode ini meningkat 7% menjadi Rp59,6 triliun, dengan pendapatan yang lebih tinggi pada hampir semua segmen bisnis, terutama dari bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi. serta jasa keuangan.
Laba bersih Grup mencapai Rp5,2 triliun, 5% lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2018.
Nilai aset bersih per saham tercatat sebesar Rp3.503 pada 31 Maret 2019, 4% lebih tinggi dibandingkan posisi akhir tahun 2018.
Utang bersih di luar Grup anak perusahaan jasa keuangan, mencapai Rp. 15.2 triliun pada 31 Maret 2019, dibandingkan dengan Rp 13‚0 triliun pada 31 Desember 2018, terutama karena investasi Grup di GOJEK. Anak perusahaan Grup segmen jasa keuangan mencatat utang bersih sebesar Rp46.7 triliun pada 31 Maret 2019, dibandingkan dengan Rp 47‚7 triliun pada akhir tahun 2018.
Otomotif
Laba bersih dani bisnis otomotif Grup turun 10% menjadi Rp1‚9 triliun, terutama dlsebabkan oleh penurunan volume penjualan mobil dan kenaikan biaya material pada bisnis manufaktur.
Peniualan mobil secara nasional turun 13% menjadi 254.000 unit. Namun, penjualan mobil Astra hanya menurun 5% menjadi 134 000 unit sehingga pangsa pasar Astra meningkat dari 49% menjadi 53% pada kuartal pertama tahun 2019. Grup telah meluncurkan 6 model baru dan 2 model revamped selama periode ini.
Penjualan sepeda motor secara nasional meningkat 19% 5elama dua bulan pertama tahun 2019. dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2018. lnformasi terkait besarnya pasar sepeda motor nasional periode bulan Maret 2019 saat ini masih belum tersedna. Penjualan nasional PT Astra Honda Motor (AHM) meningkat 19% menjadi 1,3 juta unit. Grup telah meluncurkan 2 model baru dan 12 model revamped selama periode ini.
PT Astra Otoparts Tbk (AOP), bisnis komponen otomotif Grup, melaporkan peningkatan leba bersih 9% menjadi Rp159 miliar. Kenaikan laba bersih terutama karena kenaikan pendapatan dari pasar pabrikan otomotif (0EM/original equipment manufacturer)‚ pasar suku cadang penggantl (REM/replacement market) dan segmen ekspor.
Jasa Keuangan
Laba bersih bisnis ]asa keuangan Grup meningkat 32% menjadi Rp1,4 triliun, dengan peningkatan kontribusi dari sebagian besar segmen bisnis.
Jumlah pembiayaan pada bisnis pembiayaan konsumen Grup meningkat 5% menjadi Rp20‚8 triliun. Kontribusi laba bersih dari perusahaan pembiayaan Grup yang fokus pada pembiayaan mobil meningkat 51% menjadi Rp340 miliar, terutama disebabkan oleh kenaikan tingkat pemulihan kerugian kredit bermasalah (NFL). Kontribusi laba bersih PT Federal International Finance (FIF) yang fokus pada pembiayaan sepeda motor memngkat 11% menjadi Rp604 miliar, terutama karena portofolno pembiayaan yang meningkat.
Total pembiayaan bisnis pembiayaan alat berat Grup meningkat 15% menjadi Rp974 miliar. Kontrbusi laba bersih bisnis pembiayaan alat berat Grup meningkat 69% menjadi Rp27 miliar, yang mencerminkan meningkatnya pinjaman kepada pelanggan korporasi.
PT Bank Permata Tbk (Bank Permata). Yang 44,6% sahamnya dimiliki Perseroan. mencatat kenaikan laba bersih yang signifikan menjadi Rp377 miliar dibandingkan dengan Rp164 miliar pada kuartal pertama tahun 2018, terutama karena kenaikan tingkat pemulihan kredit bermasalah. Rasio kredit bermasalah kotor (gross NPL) dan bersih (net NPL) bank masing-masing sebesar 3,8% den 1,6% pada akhir Maret 2019, dibandingkan dengan 4,4% dan 1,7% pada akhir tahun 2018.
PT Asuransi Astra Buana (Asuransi Astra), perusahaan asuransi umum Grup, mencatat peningkatan laba bersih sebesar 9% menjadi Rp269 miliar, terutama disebabkan peningkatan hasuil investasi. Pada periode yang sama, perusahaan patungan asuransi jiwa Grup, PT Astra Aviva Life (Astra Life) menambah lebih dari 170.000 nasabah baru asuransi jiwa perorangan dan 50.000 nasabah baru asuransi program kesejahteraan karyawan perusahaan.
Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi dan Energi
Laba bersih dari dlvisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi Grup meningkat 20% menjadi Rp1,8 triliun.
PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5% sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan peningkatan laba bersih 21% menjadi Rp3‚1 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan kinerja pada bisnis kontraktor penambangan dan kontribusi dari operasi penambangan emas yang diakuisisi pada bulan Desember 2018.
Pada bisnis mesin konstruksi, penjualan alat berat Komatsu meningkat 1% menjadi 1,181 unit, sementara pendapatan dan suku cadang dan jasa pemeliharaan juga meningkat.
Bisnis kontrakor penambangan yang sepenuhnya dimiliki Grup, PT Pamapersada Nusantara (PAMA), mencatat kenaikan volume pengupasan lapisan tanah (overburden removal) sebesar 14% menjadi 235 juta bank cubic metres serta peningkatan produksi batu bara sebesar 15% menjadn 31 juta ton. Anak perusahaan batubara UT melaporkan penurunan penjualan batu bara sebesar 4% menjadi 2,5 juta ton, termasuk penjualan 325.000 ton coking coal dari PT Suprabari Mapanindo Mineral (SMM). yang 80,1% sahamnya dimiliki UT. PT Agincourt Resources, anak perusahaan yang 95% sahamnya dimiliki UT, melaporkan penjualan emas sebesar 97.000 ons pada kuatal pertama 2019.
Perusahaan kontraktor umum yang 50,1% sahamnya dimiliki UT, PT Acset Indonusa Tbk (Acset), melaporkan rugi bersih sebesar Rp91 miliar, dibandingkan dengan laba bersih sebesar Rp39 miliar yang dicatat pada kuartal pertama tahun lalu, terutama disebabkan oleh kenaikan biaya konstruksi dan pendanaan atas beberapa proyek yang sedang berjalan.
PT Bhumi Jati Power (BJP), yang 25% sahamnya dimiliki UT, sedang dalam proses konstruksi dua pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas masing-masing 1.000MW di Jawa Tengah, dan dijadwalkan mulai beroperasi pada tahun 2021.
Agribisnis
Laba bersih dari segmen agribisnis Grup turun sebesar 89% menjadi Rp30 miliar.
PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL) yang 79,7% sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan penurunan laba bersih 89% menjadi Rp37 miliar yang terutama disebabkan oleh penurunan harga minyak kelapa sawit sebesar 20% menjadi Rp6.252/kg dibandingkan dengan rata-rata pada kuartal pertama tahun 2018. Penurunan tersebut belum dapat diimbangi oleh kenaikan volume penjualan minyak kelapa sawit dan produk turunannya sebesar 25% menjadi 599.000 ton.
Infrastruktur dan Logistik
Divisi infrastruktur dan logistik Grup melaporkan laba bersih sebesar Rp16 miliar, dibandingkan dengan rugi bersih sebesar Rp23 muliar pada kuartal petaama 2018. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dan operasional jalan tol.
Astra memiliki 302km konsesi jalan tol yang telah beroperasi di sepaniang jaringan Trans Jawa, dan 11km di Jabodetabek yang sedang dalam proses konstruksi. Pendapatan jalan tol pada PT Marga Mandalasakti (MMS), perusahaan operator jalan tol Tangeran-Merak sepanjang 72.5km, yang 79,3% sahamnya dimiliki Perseroan, meningkat sebesar 4% menjadi Rp263 miliar, sementara itu jalan tol Jombang-Mojokerto sepanjang 40,5km, yang sepenuhnya milik Perseroan dan telah beroperasi penuh pada Desember 2018, mencatat pendapatan tol Rp7l miliar pada kuartal pertama 2019. Pendapatan jalan tol Cikopo-Palimanan sepanjang 116,8km, yang 45% sahamnya dimiliki Perseroan, meningkat sebesar 18% memadi Rp348 mlllar. Jalan tol Semarang-Solo sepanjang 72,6km, yang 40% sahamnya dimiliki Grup dan beroperasi penuh pada Desember 2018, mencatat kenaikan pendapatan jalan to! menjadi Rp121 miliar.
Laba bersih PT Serasi Autoraya (SERA) turun 19% menjadi Rp47 miliar, terutama disebabkan oleh penurunan kontrak sewa kendaraan sebesar 2% menjadi 22.000 unit dan penurunan sebesar 2% pada penjualan mobll bekas menjadi 8.000 unit.
Teknologi lnformasi
Laba bersih dari segmen teknologi informasi Grup mencatat penurunan 26% menjadi Rp20 miliar.
PT Astra Graphia Tbk (AG), yang 76,9% sahamnya dimiliki Perseroan melaporkan penurunan laba bersih sebesar 26% menjadi Rp26 miliar yang disebabkan peningkatan biaya operasi meskipun pendapatan segmen bisnis solusi dokumen dan solusi perkantoran mengalami peningkatan.
Properti
Divisi properti Grup melaporkan laba bersih sebesar Rp15 miliar, dibandingkan dengan laba bersih sebesar Rp6 miliar pada kuartal pertama tahun lalu, terutama karena kenaikan laba bersih dari Menara Astra.
Proyek proyek pengembangan properti yang dimiliki oleh Grup terdiri dari Arumaya di Jakarta Selatan dan Asya di Jakana Timur. keduanya merupakan proyek residensial, serta proyek pengembangan residensial dan komersial seluas 3 hektar di Kawasan Pusat Bisnis Jakarta. (pr)
Baca pula: Kumpulan Berita & Info Terkini