• Berawal dari layanan ride-hailing, Gojek telah menjadi platform teknologi dengan tiga aplikasi super (super-app) untuk konsumen, mitra driver dan mitra merchant yang tergabung di dalamnya
• Logo baru simbol kekuatan ekosistem Gojek dan apresiasi kepada pengguna dan mitra
• Jumlah transaksi yang diproses dalam platform Gojek melesat hingga 1.100% hanya dalam waktu 3 tahun
Jakarta, KlikDirektori.com | Gojek memperkokoh posisi sebagai platform teknologi terdepan di Asia Tenggara kebanggaan anak bangsa melalui pergantian logo (rebranding) yang diumumkan hari ini, Senin (22/07/2019) di Jakarta. Perubahan logo ini merupakan tonggak sejarah baru yang menandai evolusi Gojek dari layanan ride-hailing, menjadi sebuah ekosistem terintegrasi yang menggerakkan orang, barang, dan uang.
“Pencapaian Gojek sejak aplikasi kami diluncurkan lima tahun lalu merupakan bukti kepercayaan mitra, konsumen, partner bisnis, dan investor terhadap visi dan model bisnis yang kami kembangkan. Kami tidak mungkin ada di sini tanpa dukungan jutaan mitra kami beserta keluarga mereka, sekaligus ratusan juta konsumen kami yang telah mempercayakan berbagai kebutuhan (transaksi) sehari-hari kepada layanan di platform Gojek,” ujar Kevin Aluwi, Co-Founder Gojek dalam acara konferensi pers hari ini.
“Pertumbuhan Gojek sangatlah pesat sejak aplikasi kami diluncurkan. Dari Juni 2016 hingga Juni 2019, jumlah transaksi yang diproses dalam platform kami melesat hingga 1.100%, atau 12 kali lipat. Pertumbuhan signifikan ini didorong oleh peningkatan permintaan konsumen akan layanan terintegrasi dari Gojek,” kata Kevin. Gojek yang dimulai dengan 20 mitra pengemudi, kini telah bermitra dengan lebih dari 2 juta mitra pengemudi, 400 ribu mitra merchant dan 60 ribu penyedia jasa di Asia Tenggara.
Gojek, tambah Kevin, telah berevolusi dari sebuah call center menjadi sebuah ekosistem teknologi yang menawarkan cara pintar untuk mengurangi tantangan yang masyarakat hadapi dalam kehidupan sehari-hari. “Kami memanfaatkan teknologi, data dan pemahaman kami mengenai pasar tempat kami beroperasi untuk menghadirkan inovasi dan kesempatan bagi semua pihak di dalam ekosistem kami supaya bisa hidup lebih baik. Kami mengoptimalisasi produk dan layanan, serta mempersonalisasi produk sesuai dengan preferensi tiap konsumen.
Saat ini di ekosistem kami sudah terdapat tiga aplikasi super yang saling berkaitan untuk membantu konsumen, mitra dan merchant,” ungkap Kevin.
Di sisi aplikasi konsumen, yang awalnya hanya menyediakan 3 layanan, kini telah berevolusi menjadi 22 layanan on-demand untuk berbagai kebutuhan. Bahkan, aplikasi Gojek juga menjadi platform sosial saat memperkenalkan fitur chat antar pengguna bulan April lalu. Selain itu, konsumen Gojek dapat dengan mudah memberikan tip secara cashless melalui fitur tipping. Tercatat total tip yang diberikan melalui aplikasi Gojek hingga saat ini mencapai Rp 285 miliar.
Di sisi aplikasi mitra, teknologi Gojek juga berevolusi dari aplikasi mencari order menjadi aplikasi yang tidak hanya mempermudah mitra mendapat dan menjalankan order, tetapi juga membukakan akses pada berbagai produk finansial serta fitur keselamatan dan keamanan.
Sementara itu di sisi mitra merchant, platform Gojek telah berevolusi menjadi sebuah aset digital untuk ekspansi bisnis dan naik kelas. “Teknologi yang kami tawarkan kepada merchant dari hulu ke hilir. Kami menawarkan kemudahan perluasan pasar melalui GoFood, kemudahan pembayaran, inventori, point of sale hingga kemudahan membuat promo sendiri,” kata Kevin.
“Sebagai sebuah platform dengan lebih dari dua puluh layanan on-demand, jutaan mitra driver dan merchant, serta puluhan juta konsumen, banyak sekali faktor yang harus dipertimbangkan untuk menyeimbangkan kebutuhan para mitra maupun konsumen. Guna memastikan kami tetap memberikan pengalaman yang terbaik, Gojek terus memanfaatkan teknologi terkini termasuk teknologi machine learning dan artificial intelligence untuk membangun sistem alokasi pintar. Dengan sistem alokasi yang canggih dan pintar ini, terjadi peningkatan signifikan di sisi pengalaman driver dan juga konsumen, mulai dari penurunan tingkat pembatalan hingga utilisasi, serta peningkatan dispatch time.
Andre Soelistyo, Presiden Gojek Grup dalam kesempatan yang sama menyatakan keandalan teknologi dan model bisnis ekosistem yang dikembangkan Gojek membuat aplikasi kebanggaan merah putih ini terus memimpin di Indonesia – pasar terbesar di Asia Tenggara.
“Kami memulai layanan dengan ride-hailing tapi hanya dalam waktu singkat kami telah berevolusi menjadi yang terdepan di layanan transportasi, pesan-antar makanan, pembayaran digital, logistik, serta layanan merchant,” kata Andre.
Data yang dilansir Nikkei, media Jepang, menyebutkan jumlah pengguna aktif bulanan Gojek di Indonesia paling banyak dibandingkan dengan aplikasi on-demand lainnya. 1 Data yang sama juga menyebutkan bahwa jumlah pengguna aktif bulanan Gojek di Indonesia setara dengan jumlah pengguna aktif bulanan aplikasi ride-sharing terbesar dunia di Amerika. Data ini juga diperkuat dengan hasil survei terbaru dari Alvara Research Center yang mengatakan bahwa tiga layanan Gojek yaitu transportasi, pesan-antar makanan, dan pembayaran digital menjadi pilihan milenial nusantara.
“Tidak hanya di Indonesia, di negara-negara lain tempat kami berekspansi, Gojek mendapatkan sambutan hangat. Keputusan kami menggabungkan teknologi Gojek dan pengetahuan mendalam tim lokal terbukti sukses. Di Vietnam, Thailand, dan Singapura kehadiran kami ditunggu-tunggu oleh konsumen dan mitra driver karena bisa memberikan pilihan,” kata Andre. (pr)