Washington, KlikDirektori.com | Bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed) pada Rabu atau Kamis dini hari WIB (5/4/2022) usai rapat FOMC menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin.
ini merupakan kenaikan paling agresif yang pernah dilakukan The Fed sejak tahun 2000. The Fed mengatakan bahwa kenaikan ini terpaksa ditempuh demi menetralisir kondisi inflasi AS.
“Inflasi sudah terlalu tinggi. Kami memahami dampak yang ditimbulkan, dan kami bergerak secepat mungkin untuk membuatnya turun lagi,” tutur Gubernur The Fed Jerome Powell dalam pernyataan resminya.
Kebijakan tersebut akan membuat kisaran target suku bunga dana federal mencapai 0,75% hingga 1%, dibandingkan kisaran sebelumnya pada rentang 0,25% hingga 0,5%.
KLIK Direktori | Direktori KBLI
Pendirian Badan Usaha / Hukum
Pada Maret 2022 kenaikan inflasi AS year on year (yoy) telah mencapai 8,4% atau atau rekor tertinggi dalam 41 tahun terakhir sejak Desember 1981.
Sebagai upaya lanjutan, selain kenaikan suku bunga The Fed juga berencana menyusutkan neraca gemuk mereka yang sudah menyentuh US$9 triliun mulai 1 Juni 2022 mendatang.
Progres akan dimulai secara bertahap. Tepatnya pada batas US$30 miliar per bulan dalam bentuk treasuries dan US$17,5 miliar per bulan dalam bentuk sekuritas berbasis hipotek pada Juni-Agustus 2022.
Kemudian, pada September batasnya akan dinaikkan menjadi maksimal US$60 miliar per bulan untuk treasuries dan US$35 miliar per bulan untuk sekuritas berbasis hipotek.
The Fed telah membeli obligasi untuk menjaga suku bunga rendah selama pandemi Covid-19. Namun lonjakan harga telah memaksa perubahan kebijakan moneter.
Jasa Design & Pengembangan Website
Jasa Pembuatan Aplikasi Mobile
Investor mengandalkan The Fed sebagai mitra aktif dalam memastikan pasar berfungsi dengan baik, tetapi lonjakan inflasi mengharuskan pengetatan.
Pasar sekarang mengharapkan bank sentral terus menaikkan suku secara agresif pada beberapa bulan mendatang. Menyikapi hal itu, Powell hanya mengatakan bahwa pergerakan 50 basis poin harus dibahas pada beberapa pertemuan berikutnya.
Namun Powell tampaknya mengabaikan kemungkinan The Fed menjadi lebih hawkish. “75 basis poin bukanlah sesuatu yang secara aktif dipertimbangkan oleh komite,” kata Powell.
“Ekonomi Amerika sangat kuat dan dalam posisi baik untuk menangani kebijakan moneter yang lebih ketat,” katanya.
Sementara bursa saham AS melonjak setelah pengumuman The Fed. Adapun imbal hasil obligasi turun dari level tertinggi sebelumnya. (CNBC)
– Kumpulan Berita & Info Terkini
Penulisan & Publikasi Profil Perusahaan, Produk, dll
Jual, Beli & Sewa Properti Indonesia