Direktori KBLI & UMKM
Add your company, let potential customers know more about you and your business. Add your BUSINESS to our Directory For FREE | LOGIN | REGISTER | AFFILIATE | KBLI
Jakarta, KlikDirektori.com | Dana Moneter Internasional dalam “World Economic Outlook Update: A Crisis Like No Other, An Uncertain Recovery” yang dirilis Rabu, 24 Juni 2020 memproyeksi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia bakal mengalami kontraksi atau tumbuh negatif 0,3 persen pada tahun ini.
Jika dibandingkan dengan proyeksi IMF bulan April lalu maka terjadi penurunan sebesar 0,8 persen yang memproyeksikan pertumbuhan positif ekonomi Indonesia di tahun ini, yakni di level 0,5 persen. Namun demikian, tahun depan kondisi perekonomian RI diproyeksi akan membaik dan tumbuh 6,1 persen.
Jika dibandingkan dengan negara-negara dengan ekonomi berkembang, kontraksi ekonomi Indonesia disebut lebih rendah. Sebagai contoh, Meksiko mengalami kontraksi hingga -10,5 persen, Argentina 9,9 persen, Brasil -9,1 persen, Thailand -7,7 persen, India -4,5 persen, Malaysia -3,8 persen, Filipina -3,8 persen dan Korea -2,1 persen.
Advertise and Promote Your Business Here
IMF pun memproyeksi, untuk negara berkembang, pertumbuhan PDB diproyeksi akan mengalami kontraksi 3 persen tahun ini. Sementara untuk kelompok negara maju diproyeksi bakal terkontraksi 8 persen pada tahun 2020.
Secara berturut-turut, IMF memproyeksi pertumbuhan ekonomi kelompok negara maju sebagai berikut; Amerika Serikat -8 persen, Jepang -5,8 persen, Inggris -10,2 persen, Jerman -7,8 persen, Canada -8,4 persen,Prancis, -12,5 persen, sementara Italia dan Spanyol masing-masing tumbuh -12,8 persen.
Dapatkan income yang tidak terbatas dengan menjadi Affiliate Marketing.. Info Lengkap, Klik Link/Gambar Ini
Dalam proyeksinya, IMF menyebutkan dua negara dengan perekomomian besar dunia Tiongkok dan Amerika Serikat mengalami perbedaan kontraksi yang signifikan. Amerika Serikat diperkirakan mengalami kontraksi ekonomi hingga 8 persen. Sementara itu, Tiongkok tidak mengalami kontraksi dan perekonomiannya masih mengalami pertumbuhan sebesar 1 persen tahun 2020.
Adapun Tiongkok diproyeksikan akan menjadi meraih pertumbuhan tertinggi sebesar 8,2 persen tahun depan. Sementara itu, IMF memperkirakan ekonomi AS hanya akan tumbuh 4,5 persen pada 2021.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi dunia akan mengalami kontraksi atau tumbuh negatif 4,9 persen tahun 2020 ini dan mengalami pertumbuhan positif 5,4% tahun 2021.
Prospek pemulihan tampak lebih tinggi di Asia. IMF memperkirakan negara-nagara yang termasuk Emerging and Developing Asia, al: China, India dan Asean5 akan mencetak pertumbuhan ekonomi sebesar 7,4 persen pada 2021.
Beli Properti Online atau Jadi Agen Penjual Properti Online, Klik Link/Gambar Ini
Lebih jauh IMF memperkirakan upaya pemulihan perekonomian dari jurang resesi terburuk sejak the Great Depression diperkirakan penuh ketidakpastian, karena minimnya solusi medis untuk menekan penyebaran virus Corona.
Direktur Departemen Riset IMF Gita Gopinath mengungkapkan kabar baik mengenai vaksin dan perawatan Covid-19 serta dukungan kebijakan tambahan dapat mengarah pada dimulainya kembali kegiatan ekonomi yang lebih cepat.
Gopinath menambahkan, kalau proyeksi pertumbuhan ekonomi ini memang masih sangat volatile. Hal ini dipengaruhi oleh tinggi atau rendahnya kasus Covid-19 di masing-masing negara yang membuat pemulihan ekonomi tiap negara jadi berbeda.
“Pandemi Covid-19 rupanya memberi dampak yang lebih buruk daripada yang diperkirakan pada setengah tahun pertama tahun ini. Untuk itu, pemulihan ekonomi kami prediksi akan lebih bertahap lagi,” ujar Economic Counsellor and Director of the Research Department IMF Gita Gopinath, Rabu (24/6).
Beli Properti Online atau Jadi Agen Penjual Properti Online, Klik Link/Gambar Ini
Sementara dari sisi pemerintah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan, kinerja perekonomian hingga akhir tahun diproyeksi akan tumbuh di kisaran minus 0,4 persen hingga 1 persen.
Pada kuartal I (Q1), Menkeu sampaikan banyak negara sudah mengalami pertumbuhan negatif karena dampak Covid-19. Ia menambahkan bahwa pada kuartal kedua (Q2), negara-negara yang masih mengalami pertumbuhan positif pada Q1, juga diramalkan akan tumbuh negatif.
“Kuartal kedua, dengan PSBB akan mempengaruhi, Indonesia tidak terkecuali akan mengalami minus. Kita masih menggunakan antara minus -0,4 hingga 2,3% meskipun poin estimate kita sudah mendekati 0 hingga 1%. Namun kuartal ketiga akan mulai membaik dan kuartal keempat positif,” kata Menkeu ketika melakukan rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, Kamis (18/6/2020).
World Bank, lanjut Menkeu, juga merevisi prediksi pertumbuhan ekonomi global 2020 sebesar minus (-5%) tanpa memperhitungkan adanya second wave pandemi Covid-19. Rata-rata lembaga dunia, menurut Menkeu, memproyeksi pertumbuhan di angka antara -3% hingga -6%. Prediksi pertumbuhan, lanjut Menkeu, di negara maju bisa menembus minus 2 digit.
(pr)
Website online shopping, online booking, online services, dll yang populer dan paling dicari, Klik Link/Gambar Ini